Saturday 26 February 2011

Bahan Baku Baja

image

Karena baja adalah produk yang melalui suatu proses terlebih dahulu, maka ada material yang harus menjadi bahan baku dalam pembuatannya. Bahan baku untuk pembuatan baja ini adalah bijih besi. secara umum, ada 3 jenis bijih besi yang umum digunakan, yaitu:

  • Bijih Besi Primer

Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran diantara keduanya. Kandungan Fe nya bervariasi (tinggi dan rendah). Jenis bijih besi primer ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di Indonesia, bijih besi primer ada di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar, Kalsel.

  • Bijih Besi Laterit

Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena mengandung air kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan (Kalsel), Pomala, Halmahera, dll.

  • Pasir Besi

Jenis batuannya adalah Titanomagnetite dan bersifat magnet kuat. Kandungan Fe sekitar 59%. Pengolahan bijih sampai menjadi besi baja secara komersial sudah dilakukan di New Zealand dan China.

Bagaimana potensi besi di Indonesia?

Akan lebih mudah kalo kita ngeliatnya pake tabel ini:

ScreenClip

Dengan lokasi yang  tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Aceh.

Tapi selama ini, sumber bahan baku bijih besi sangat jarang ditambang di Indonesia. Hal ini dikarenakan kandungan Fe nya kecil dan lokasi bijih mempunyai sedikit cadangan namun tersebar. Selain itu juga ditunjang dengan proses pembuatan baja di Indonesia yang tidak menggunakan blast furnace, sehingga memerlukan bahan baku bijih yang harus diproses terlebih dahulu.  

*)Gambar lokasi penambangan di Meksiko

**)Sumber : ESDM, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral s/d November 2004

Friday 4 February 2011

Proses Pembuatan Baja (1): Gambaran Umum

image[4]

Gambaran pembuatan baja secara umum terangkum dalam gambar di atas. Pada awalnya, bahan baku merupakan bijih besi yang didapatkan dari hasil penambangan. bijih besi ini biasanya mempunyai kandungan Fe (besi yang rendah). Dengan proses benefisiasi hingga mempunyai kandungan Fe yang lebih tinggi, bisa dalam bentuk pellet atau sinter. Kandungan Fe yang tinggi itu bisa diatas 90%. Setelah bijih besi mencapai kandungan Fe yang tinggi tersebut, proses selanjutnya adalah peleburan untuk menjadikan besi tersebut menjadi baja.

Secara umum, ada dua metode peleburan jika dilihat dari prosesnya. Pertama, menggunakan blast furnace yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Kedua adalah proses direct reduction yang menggunakan natural gas sebagai reduktornya untuk kemudian dilanjutkan ke furnace (biasanya electric arc furnace). Selama proses peleburan inilah, kandungan karbon dikurangi menjadi dibawah 2% dan ditambahkan unsur-unsur pemadu untuk memberikan baja tersebut sifat yang diinginkan. produk yang dihasilkan adalah baja cair. Maka proses selanjutnya adalah casting yang berfungsi merubah baja cair tersebut menjadi padatan yang berbentuk lembaran baja tebal yang biasanya disebut slab.

Proses berikutnya adalah merubah fisik lembaran baja tebal tersebut menjadi lebih tipis lalu kemudian merubahnya lagi menjadi bentuk yang lebih spesifik sesuai dengan kegunaannya.

Naaaah, itulah gambaran umum pembuatan baja. Sederhana sekali yang saya tulis disini. Namun pada kenyataannya, cukup rumit karena melibatkan parameter-parameter proses yang spesifik dan kontrol yang harus ketat terhadap proses pembuatan baja tersebut.

Okai, cukup sampai disini dulu ya buat postingan tentang gambaran umum ini. Biar yang baca ga pusing. soalnya ntar makin banyak istilah-istilah aneh. Nanti kita lanjutkan dengan penjelasan yang lebih spesifik untuk tiap proses.

Bye bye.. ;)