Monday, 19 September 2011

Jenis Cacat Pada Slab

Slab yang dihasilkan dari mesin continuous casting tidak semuanya menghasilkan slab yang baik. tetapi akan ada beberapa slab yang cacat, baik itu di permukaan slab maupun di dalam slab.

cacat slab di permukaan:

ScreenClip[3]cacat slab di dalam:

dalam

Umumnya, cacat di permukaan bisa dihilangkan dengan cara dikupas. tetapi untuk cacat slab di dalam, tidak bisa diperbaiki.

Tuesday, 13 September 2011

Seminar Nasional Besi dan Baja

Tema: Peningkatan Kapabilitas Produksi dan Kualitas Baja
  • Aula Timur – Institut Teknologi Bandung
  • 20-21 Oktober 2011
Latar Belakang:
  • Melanjutkan pertemuan rutin tiap dua tahun yang telah dimulai sejak SNBB 2009
  • merupakan forum untuk diskusi, berbagi ide, pengalaman, pendapat dari berbagai kalangan, yaitu pemerintah, industri, akademisi dan penelitian dalam pengembangan industri besi baja nasional
Tujuan:
  • Mempererat kerjasama dan sinergi antara pemerintah (pemegang kebijakan), industri, akademisi dan peneliti
  • Membina komunikasi, tukar pikiran dan pengalaman dari berbagai pihak dan pakar untuk pengembangan industri besi baja nasional
  • Memaparkan dan mendiskusikan perkembangan-perkembangan teknologi besi baja terkini dan hasil penelitian
Ruang lingkup:
  • mineral processing of iron ore
  • pelletizing
  • sintering
  • coke making
  • blast furnace
  • direct reduction technologies
  • smelting reduction technologies
  • BOF, EAF, steelmaking
  • secondary metallurgy
  • vacuum metallurgy
  • stainless steelmaking
  • steel casting, CCM
  • rolling
  • heat treatment
  • automation and control
  • simulation and modeling
  • refractory
  • iron and steel industries environment
  • ferro alloys (FeCr, FeNi, FeMn, FeSi, FeTi, etc.)
Tanggal Penting:
  • 19 Agustus 2011: batas akhir penerimaan makalah abstrak
  • 30 September 2011: batas akhir penerimaan makalah lengkap
  • 14 Oktober 2011: batas akhir pendaftaran peserta
Format Makalah:
  • Makalah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris
  • Jumlah halaman maksimum 20 halaman (termasuk lampiran), huruf “Arial” 11, spasi 1.5, margin atas 2.5 cm, bawah 2.5 cm, kiri 3 cm, kanan 2.5 cm, ukuran kertas A4
Biaya
  • Pemakalah: bebas biaya
  • Industri: Rp. 300.000
  • Perguruan Tinggi: Rp. 150.000
  • Institusi Penelitian: Rp. 150.000
  • Lembaga Pemerintah: Rp. 150.000
  • Mahasiswa S2/S3: Rp. 50.000
  • Mahasiswa S1: Rp. 25.000
Contact Person:
Dr.-Ing. Zulfiadi Zulhan
Teknik Metalurgi
FTTM – ITB
Jl. Ganesha No. 10
Bandung 40132
Fax. :022-250 4309
Email: Zulfiadi.zulhan@gmx.de

Friday, 9 September 2011

Perbedaan Kondisi di Arc Furnace dan Ladle Furnace Serta Pengaruhnya Terhadap Elektroda

Furnace-Electrode

Arc Furnace dan Ladle Furnace mempunyai fungsi yang berbeda dalam proses pembuatan baja. Arc Furnace berfungsi sebagai tempat peleburan baja, sedangkan Ladle Furnace fungsi utamanya adalah Alloying atau pengaturan komposisi.

Perbedaan fungsi tersebut tentu saja berpengaruh terhadap elektrode yang digunakan. Kenapa elektrodanya dibedakan? berikut adalah kondisi yang membedakan Arc Furnace dan Ladle Furnace.

  • Di Ladle tidak ada feed berupa scrap

Dengan tidak adanya scrap, maka kemungkinan elektroda tersebut patah bisa dikurangi, operasi elektrik lebih stabil, busur listrik selalu mengarah ke slag, sehingga ketidakstabilan arus bisa dikurangi.

  • Di Ladle Vibrasi elektroda berkurang

Dengan adanya pengurangan di gerakan arus secara elektromagnetik, akan mengarah pada gerakan elektroda yang berkurang.

  • Di Ladle kondisinya reduksi

Di arc furnace, atmosfer dan slag mengoksidasi elektroda. Pada ladle furnace, slag pada umumnya mereduksi. Begitu juga, atmosfer selama sealing mencukupi, sehingga kecepatan oksidasi elektroda di ladle furnace berkurang.

  • Di Ladle arus relatif tinggi

Karena di ladle tidak ada water cooled panel, maka diperlukan short, slag covered arc. arus yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan level MV yang diperlukan. pada umumnya, elektroda di ladle menggunakan arus yang lebih tinggi dibanding arc furnaces pada diameter elektroda yang sama.

  • Di ladle diameter elektroda lebih kecil

Untuk berat liquid steel yang sama, kebutuhan MV di ladle lebih rendah sehingga diameter elektroda lebih kecil,

*materi ini merupakan terjemahan dan ringkasan dari paper yang dibuat oleh UCAR Carbon Europe S.A

**gambar diambil dari internet (google)

Sunday, 4 September 2011

Penggunaan Oksigen Pada Electric Arc Furnace (4)

Ini adalah bagian akhir dari seri tulisan penggunaan oksigen pada EAF, masih dari referensi yang sama.

Calculation of electric power demand

Formula untuk menghitung kebutuhan listrik (1997):

WR = 300 + 900(GE/GA-1) + 1600(GZ/GA) + 0.7(TA-1600) + 0.85tC - 8MG - 4.3ML - 2.8MN

Dimana:

  • WR = specific electrical power demand [kWh/t]
  • GE = weight of all charged ferrous materials [t]
  • GA = furnace tap weight [t]
  • GZ =weight of slag formers [t]
  • TA = steel temperature before tapping [oC]
  • tC = heat time from power on to start of tapping [min]
  • MG = specific consumption of natural gas by [Nm3/tliq.steel]
  • ML = specific consumption of oxygen by lances [Nm3/tliq.steel]
  • MN = specific consumption of oxygen for post combustion [Nm3/tliq.steel]

 

Formula tersebut mengalami perubahan pada saat Electric Steelmaking Conference (1999):

WR = 300 + 900(GE/GA-1) + 80{(GDRI+GHBI/GA} - 300GHM/GA + 1600(GZ/GA) + 0.7(TA-1600) + 0.85(tS+tN) - 8MG -  4.3ML - 2.8MN – 15 CON

Dimana:

  • GDRI, GHBI, dan GHM adalah berat dari DRI, HBI, dan hot metal [t]
  • tS = power on time [min]
  • tN = power off time [min]
  • CON adalah +1 untuk continous operation dan -1 untuk discontinuous operation

 

Conclusion

  • Oksigen dan aplikasi oksigen/fuel adalah alat untuk mencapai target EAF yang mempunyai produktivitas tinggi, biaya rendah, dan efektif.
  • Fungsi utama oxygen lancing adalah untuk dekarburisasi dan refining, burners untuk tambahan input energy, pemanasan cold spot dan post combustion system untuk pemanfaatan energy potensial yang terbuang.

Friday, 19 August 2011

Penggunaan Oksigen Pada Electric Arc Furnace (3)

Bagian ketiga dari tulisan ini meliputi kegunaan ketiga oksigen di EAF, yaitu post combustion.

Post combustion

  • Dalam energy balance pada modern EAF, sebanyak lebih dari 40% energy losses yaitu ke slag enthalpy, hilang ke cooling system furnace, radiasi, dan yang terpenting: energy losses oleh off-gas.
  • Kehilangan energy pada off-gas ini terbagi jadi 2 kategori yaitu sensible heat dan potential energy.
  • Sensible heat adalah komponen fisik (misal: temperature, dll) di dalam energy off-gas. Energi ini dimanfaatkan dengan scrap preheating.
  • Potensial energy pada uap, adalah penting untuk membakar CO dan H2 di dalam furnace dan ditransfer hasil panasnya ke baja cair
  • Tahap secondary combustion dari CO ke CO2 pada fasa gas di dalam furnace ini disebut post combustion. Selain itu juga oksidasi proporsional H2 menjadi H2O
  • Untuk menggambarkan komposisi off gas terkait dengan pencapaian post combustion, diperoleh dari “post combustion ratio” (PCR) dengan persamaan berikut:

PCR = (pCO2 + pH2O) / (pCO + pCO2 + pH2 + pH2O)

  • Dengan asumsi reaksi utama pada post combustion pada EAF adalah pembentukan CO2 oleh reaksi antara oksigen dan CO di atmosfer furnace, post combustion ration, ditulis sebagai:

PCR = %CO2 / (%CO + %CO2)

  • Reaksi post combustion adalah:

CO + 0.5 O2 --> CO2

  • Selain meningkatkan PCR, yang juga penting adalah memastikan heat transfer ke baja cair atau scrap secara efektif (HTE).
  • Pertimbangan praktis dan teknis terkait dan efek pembatasan PCR dan HTE adalah:
  • CO cenderung bereaksi dengan NO pada temperature tinggi
  • Jika level CO di furnace dikurangi hingga di bawah 5%, akan sulit menyelesaikan pembakaran CO pada offgas system.
  • CO2 mempunyai kapasitas panas lebih besar dari CO sehingga pada temperature offgas yang sama, CO2 akan membuang heat per Nm3 yang lebih besar
  • Dengan tingginya input oksigen, oksidasi slag akan meningkat. Untuk meminimalisir slag reduction oleh carbon atau CO.
  • Viskositas slag (terkait foamability) menjadi rendah dengan meningkatnya temperature.
  • Post combustion pada EAF mengurangi heatload di system offgas tetapi meningkatkan heatload di furnace shell.
  • Ada dua jenis teknik yang dikembangkan untuk post combustion pada EAF, yaitu “foamy slag” dan “free space”.
  • “Foamy slag” dilakukan dengan menyemburkan oksigen di bagian bawah furnace di daerah dimana CO dihasilkan dan di dekat slag.
  • “free space” dilakukan dengan menyemburkan oksigen di bagian atas furnace dan panas diperoleh dari transfer melalui scrap.
  • Masih menjadi perdebatan apakah “foamy slag” atau “free space” yang menjadi metode terbaik. Namun referensi cenderung menulis foamy slag sebagai metode yang lebih baik terkait dengan hasilnya. Namun post combustion pada slag adalah proses yang rumit dan sulit untuk dikontrol.

Sunday, 14 August 2011

Penggunaan Oksigen Pada Electric Arc Furnace (2)

Bagian kedua tulisan ini menuliskan dua kegunaan dari oksigen di EAF.

Oxygen lances

  • Injeksi Oksigen digunakan untuk keperluan refining dan pembentukan foaming slag.
  • Process lancing ini bisa dilakukan secara manual menggunakan pipa panjang yang akan terkonsumsi seiring dengan waktu dan kemudian didorong ke dalam melalui slag door. Selain itu bisa menggunakan lance yang didukung oleh water cooled sehingga lance tersebut tidak terkonsumsi
  • Untuk consumables lances, kelemahannya adalah terkait safety karena harus ada pekerja yang berada di depan furnace untuk mendorong oxygen lance seiring dengan waktu, selain itu, lance yang terkonsumsi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan , dan terakhir , diperlukan tempat di lantai area furnace tempat menyimpan lance cadangan. Tetapi karena consumable lances didesain untuk penetrasi hingga ke baja cair, maka akan efektif dalam membentuk reaksi kimia yang diinginkan. Namun juga oksigen harus dibatasi karena bisa berpengaruh pada kehilangan iron yield akibat dari over oksidasi. Namun tentu saja jumlah karbon juga mempengaruhi oksidasi ini
  • Untuk water cooled lance, walaupun compact dan simple, salah satu kelemahan utamanya adalah pada air tersebut. Karena diperlukan air yang banyak dan tekanan yang besar dan jika terjadi kebocoran pada lance tersebut maka akan menjadi sangat berbahaya. Proses melting di awal harus diperhatikan agar tidak merusak ujung dari lance.
  • Kekurangan terbesar dari lancing lewat slag door adalah meningkatnya kemungkinan infiltrasi udara yang menyebabkan tiga masalah utama:
    1. Penurunan pada produktivitas furnace dan konsumsi energy akibat keluarnya panas
    2. Peningkatan pada kebutuhan system offgas
    3. Kandungan nitrogen pada udara akan menyebabkan pembentukan NOx

Burners

Alasan-alasan utama penggunaan oxy-fuel burners adalah:

  • Peningkatan produktivitas furnace dengan adanya tambahan energy dari pembakaran bahan bakar fosil
  • Pemanasan spot dingin di AC furnaces, sehingga meningkatkan thermal simetri.
  • Pemanasan bagian-bagian yang dingin di dalam vessel, seperti bagian eccentric part di EBT furnace atau di area pintu
  • Peningkatan energy pada proses meltdown

Secara umum, ada tiga model burners:

  • Slag door burners: biasanya digunakan untuk furnaces ukuran kecil ke medium dengan single burner bisa memanaskan ke hamper semua area
  • Sidewall burners: mempunyai kelebihan mudah dipindahkan ketika tidak digunakan dan efektif untuk pemanasan spot dingin. Namun rentan terhadap percikan slag atau metal
  • Roof burners: kelebihannya adalah menghindari kerusakan atau clogging oleh slag dan percikan metal

Efisiensi energy dari burners adalah sekitar 45%-65%.

Saturday, 6 August 2011

Penggunaan Oksigen Pada Electric Arc Furnace (1)

Pada posting kali ini, saya ingin menulis tentang penggunaan oksigen pada Electric Arc Furnace (EAF). Sebenarnya materi ini merupakan terjemahan dan ringkasan dari paper yang dibuat oleh UCAR Carbon Europe S.A, yaitu produsen electrode. Tulisannya terbagi menjadi beberapa bagian dan ini bagian pertamanya.

Introduction

  • Saat ini EAF digunakan untuk sekitar 30% produksi baja dunia dengan grade baja yang bervariasi
  • Perkembangan teknologi baru untuk EAF terkait dengan fleksibilitas raw material dan waktu operasi
  • Salah satu karakter EAF modern adalah dengan subtitusi energy listrik oleh bentuk energy lain dan dengan meningkatkan input oksigen
  • 10-15 tahun yang lalu, input oksigen antara 8-10 Nm3/t sudah cukup. Saat ini, input oksigen berkisar pada 40-50 Nm3/t adalah hal yang wajar

 

The use of oxygen for electric arc furnaces

Penggunaan oksigen di EAF secara umum terbagi dalam 3 aplikasi:

  • Lances (watercooled atau consumable), dengan menginjeksikan oksigen ke baja cair atau ke ke lapisan slag
  • Burners, dioperasikan dengan bantuan bahan bakar (biasanya natural gas) dan oksigen diperlukan untuk menyempurnakan pembakaran dengan jumlah yang cukup secara stokiometri.
  • Post combustion, oksigen diinjeksikan ke dalam atmosfer furnace atau ke dalam lapisan slag untuk mendapatkan secondary combustion CO ke CO2.

Saturday, 30 July 2011

Friday, 29 July 2011

Raw Material untuk Pembuatan Baja

Sumber Fe

image

Sumber Bahan Bakar dan Reduktor

image

Bahan Flux

image

*)sumber: makalah Proses Pembuatan Baja oleh Dr. A. Sobandi

Sunday, 24 July 2011

Saturday, 2 July 2011

Peran Strategis Baja

image

*)sumber: makalah Proses Pembuatan Baja oleh Dr. A. Sobandi

Definisi Besi Baja

  • Besi, merupakan elemen kimia dengan rumus Fe, yang secara teknik merupakan material dengan kandungan Fe 99,8% sampai 99,9% (electrolitic iron)
  • Baja adalah besi yang mengandung karbon di bawah 2%. Sedangkan besi dengan kadar karbon diatas 2% disebut besi kasar (wrought iron), termasuk di dalamnya besi cor dan pig iron.
  • Bahan baku pembuatan besi:
  • Sumber Fe: dalam bentuk pelet, sinter, lump ore dan scrap
  • Reduktor: kokas, batubara, dan gas alam
  • Batu kapur dan dolomit, untuk membentuk slag sebagai pengikat kotoran dan senyawa oksida
  • Udara dan oksigen untuk membakar kokas
  • Prinsip pembuatan besi: Mengambil unsur oksigen dari bijih besi Fe2O3, Fe3O4, dll dengan penambahan reduktor sehingga dihasilkan logam Fe (proses reduksi). Bahan reduktor bisa dari gas alam maupun batu bara.
  • Prinsip pembuatan baja: Mengatur kandungan unsur terlarut dalam besi cair serta penambahan unsur paduan dan meningkatkan kebersihannya sampai menghasilkan baja dengan kualitas yang diinginkan.

    *)sumber: makalah Proses Pembuatan Baja oleh Dr. A. Sobandi

  • Thursday, 2 June 2011

    Kebutuhan Baja Nasional dan Produksi Baja Dunia

    Kebutuhan Baja Nasional

    image

    Produksi Baja Kasar dan Produsen Baja Terbesar Dunia

    image

    Sejak tahun 1997 s.d 2006 produksi baja dunia hampir 60% menjadi 1,2 milyar ton. sementara produksi baja nasional baru mencapai 3,8 juta ton atau sekitar 0,3% produksi baja dunia.

    *)sumber: makalah Proses Pembuatan Baja oleh Dr. A. Sobandi

    Sunday, 22 May 2011

    Slag dalam Proses Pembuatan Baja

    Slag adalah kumpulan oksida (CaO, SiO2, FeO, Al2O3, MgO, P2O5, dll) dalam keadaan lebur dan terpisah dari fasa logam cair selama proses peleburan.

    Fungsi slag:

    • Melindungi logam cair dari kontaminasi atmosfer dapur selama peleburan
    • Sebagai insulasi logam cair
    • Sebagai media reaksi pemurnian
    • Sebagai penampung komponen oksida atau unsur-unsur yang tidak dikehendaki

    Sifat slag yang penting:

    • Titik lebur yang rendah dan fluiditas yang tinggi, sehingga mampu menutupi seluruh permukaan logam cair secara merata
    • Berat jenisnya lebih rendah dibandingkan dengan logam cair, sehingga akan selalu berada pada permukaan logam cair dan mampu menyerap unsur pengotor yang lebih ringan
    • Komposisinya sesuai kebutuhan sehingga mudah menyerap pengotor logam cair

    Parameter slag:

    • Ditentukan oleh komposisi oksida basa (CaO, MgO) dan oksida asam (SiO2, FeO) dalam larutan slag
    • Secara praktis, perbandingan oksida basa dengan oksida asam disebut rasio kebasaan (basicity). Rasio yang umum digunakan adalah (MgO+CaO)/SiO2 = 1,8 - 2,5

    Kebasaan slag akan mempengaruhi:

    • Kekentalan slag
    • Keausan refraktori
    • Kelarutan FeO
    • Kapasitas sulfur dan phosphor
    • Kemampuan foaming slag

    *)sumber: makalah Proses Pembuatan Baja oleh Dr. A. Sobandi

    Thursday, 14 April 2011

    AC Vs. DC Furnace

    Yang namanya Electric Arc Furnace atau tanur untuk keperluan peleburan di pabrik besi baja, sumber bahan bakar atau tenaganya adalah listrik. Arus listrik ini disampaikan oleh elektrode. Terkait dengan sistem kelistrikan ini, EAF terbagi dua, yaitu AC dan DC Furnace. Ilustrasi/layout secara gambar, perbedaan antara AC dan DC adalah sebagai berikut:

    AC Furnace

    image

    DC Furnace

    image

    Sedangkan perbedaan kelebihan antara AC Furnace dan DC Furnace adalah:

    image

    Berdasarkan pengamatan dan hasil tanya-tanya di lapangan, yang paling umum dan banyak digunakan saat ini adalah AC Furnace. AC Furnace ini bisa menghasilkan listrik yang lebih besar yang terkait dengan kapasitas EAF nya. Namun tentu saja konsumsi elektrodenya juga lebih banyak

    *)sumber tulisan dan gambar dari: “Direct Current Electric Arc Furnace” published by The EPRI Center for Materials Production.

    Saturday, 26 February 2011

    Bahan Baku Baja

    image

    Karena baja adalah produk yang melalui suatu proses terlebih dahulu, maka ada material yang harus menjadi bahan baku dalam pembuatannya. Bahan baku untuk pembuatan baja ini adalah bijih besi. secara umum, ada 3 jenis bijih besi yang umum digunakan, yaitu:

    • Bijih Besi Primer

    Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran diantara keduanya. Kandungan Fe nya bervariasi (tinggi dan rendah). Jenis bijih besi primer ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di Indonesia, bijih besi primer ada di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar, Kalsel.

    • Bijih Besi Laterit

    Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena mengandung air kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan (Kalsel), Pomala, Halmahera, dll.

    • Pasir Besi

    Jenis batuannya adalah Titanomagnetite dan bersifat magnet kuat. Kandungan Fe sekitar 59%. Pengolahan bijih sampai menjadi besi baja secara komersial sudah dilakukan di New Zealand dan China.

    Bagaimana potensi besi di Indonesia?

    Akan lebih mudah kalo kita ngeliatnya pake tabel ini:

    ScreenClip

    Dengan lokasi yang  tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Aceh.

    Tapi selama ini, sumber bahan baku bijih besi sangat jarang ditambang di Indonesia. Hal ini dikarenakan kandungan Fe nya kecil dan lokasi bijih mempunyai sedikit cadangan namun tersebar. Selain itu juga ditunjang dengan proses pembuatan baja di Indonesia yang tidak menggunakan blast furnace, sehingga memerlukan bahan baku bijih yang harus diproses terlebih dahulu.  

    *)Gambar lokasi penambangan di Meksiko

    **)Sumber : ESDM, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral s/d November 2004

    Friday, 4 February 2011

    Proses Pembuatan Baja (1): Gambaran Umum

    image[4]

    Gambaran pembuatan baja secara umum terangkum dalam gambar di atas. Pada awalnya, bahan baku merupakan bijih besi yang didapatkan dari hasil penambangan. bijih besi ini biasanya mempunyai kandungan Fe (besi yang rendah). Dengan proses benefisiasi hingga mempunyai kandungan Fe yang lebih tinggi, bisa dalam bentuk pellet atau sinter. Kandungan Fe yang tinggi itu bisa diatas 90%. Setelah bijih besi mencapai kandungan Fe yang tinggi tersebut, proses selanjutnya adalah peleburan untuk menjadikan besi tersebut menjadi baja.

    Secara umum, ada dua metode peleburan jika dilihat dari prosesnya. Pertama, menggunakan blast furnace yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Kedua adalah proses direct reduction yang menggunakan natural gas sebagai reduktornya untuk kemudian dilanjutkan ke furnace (biasanya electric arc furnace). Selama proses peleburan inilah, kandungan karbon dikurangi menjadi dibawah 2% dan ditambahkan unsur-unsur pemadu untuk memberikan baja tersebut sifat yang diinginkan. produk yang dihasilkan adalah baja cair. Maka proses selanjutnya adalah casting yang berfungsi merubah baja cair tersebut menjadi padatan yang berbentuk lembaran baja tebal yang biasanya disebut slab.

    Proses berikutnya adalah merubah fisik lembaran baja tebal tersebut menjadi lebih tipis lalu kemudian merubahnya lagi menjadi bentuk yang lebih spesifik sesuai dengan kegunaannya.

    Naaaah, itulah gambaran umum pembuatan baja. Sederhana sekali yang saya tulis disini. Namun pada kenyataannya, cukup rumit karena melibatkan parameter-parameter proses yang spesifik dan kontrol yang harus ketat terhadap proses pembuatan baja tersebut.

    Okai, cukup sampai disini dulu ya buat postingan tentang gambaran umum ini. Biar yang baca ga pusing. soalnya ntar makin banyak istilah-istilah aneh. Nanti kita lanjutkan dengan penjelasan yang lebih spesifik untuk tiap proses.

    Bye bye.. ;)

    Friday, 28 January 2011

    Apa Itu Baja?

    Dari beberapa referensi bisa saya simpulkan, baja adalah paduan ferrous (Fe) yang mempunyai kandungan karbon dibawah 2%serta ada tambahan unsur-unsur pemadu lainnya seperti Mn, Si, V, Ti, W, dan lain sebagainya. Untuk hubungannya dengan karbon, bisa diliat dari diagram fasanya:

    image

    Jadi kalo karbonnya diatas 2%, udah ga disebut baja lagi, tapi disebutnya besi cor. karbonnya itu mempunyai pengaruh:

    • meningkatkan hardness
    • meningkatkan tensile strength
    • menurunkan ductility dan weldability

    Sedangkan kalo unsur-unsur pemadu itu punya fungsinya masing-masing. Tiap unsur punya kelebihannya masing-masing, misalnya nikel mempunyai fungsi meningkatkan kekerasan dan ketangguhan dan chrom mempunyai fungsi untuk meningkatkan terhadap ketahanan korosi.

    Friday, 21 January 2011

    Baja dan Aplikasinya

    Agar lebih mudah dicerna, kita mulai dengan pengenalan baja dalam hal aplikasinya. Semua orang pasti sudah bersentuhan dengan baja, baik disadari maupun tidak. baja bisa diaplikasikan menjadi banyak hal. Semuanya itu didukung oleh sifat baja yang sendiri yang mempunyai kelebihan dibanding material lainnya, diantaranya:

    • Tangguh dan ulet (tidak mudah rusak/pecah namun mudah untuk dibentuk)
    • Mudah dibentuk menjadi berbagai macam aplikasi
    • Sifat mekanisnya mudah dirubah dengan perlakuan panas ataupun penambahan unsur pemadu
    • Murah dan mudah didapat
    • Dapat didaur ulang

    Kelebihan-kelebihan baja itulah yang membuat baja bisa diaplikasikan untuk banyak keperluan.

    • Peralatan di Dapur

     image

    • Bangunan dan konstruksi

                                              bangunan       

    • Alat Transportasi

    image

    • Senjata

    Cold_Steel_97MKM_Magnum_Kukri_Machete_Cordura_Sheath

    • Infrastruktur Industri

    steel-pipes-application

    Dan masih banyak lagi penggunaanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari.  Karena banyaknya kaitan baja dengan kehidupan sehari-hari inilah, maka konsumsi baja tiap kapita atau suatu negara, selalu dikaitkan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Untuk alasan itu juga, industri baja dikategorikan sebagai industri strategis.

    Okai, cukup sekian dulu. Postingan berikutnya kita bahas kenapa suatu material bisa disebut baja. :)

    *) gambar didapat dari internet

    Friday, 14 January 2011

    Blog baru: Besi Baja Indonesia

    Hi teman,

    Ini post pertama di blog yang baru saya buat. Blog kali ini lebih fokus ke satu tema, yaitu tentang besi dan baja. Ada banyak alasan, tapi yang menjadi alasan utama buat saya bikin blog ini adalah karena dalam bidang inilah kerjaan saya berkutat. Jadi setidaknya saya bisa menuliskan apa-apa yang saya pelajari tentang dunia ini. Nah, kalopun itu bermanfaat buat yang baca, ya anggap saja itu bonus. Karena yang saya takutkan, banyak istilah yang agak sulit dicerna secara langsung. Tapi akan saya usahakan sesederhana mungkin.

     image

    Apa yang akan dibahas blog ini?

    Banyak yang bisa dibahas. Mulai dari aplikasi, proses pembuatan, teknologi yang dipakai, perkembangan industri besi baja di Indonesia ataupun dunia, dan banyak hal lain yang membuat blog ini tidak akan kekurangan topik. Masalahnya cuman satu, apakah saya bisa konsisten nulis rutin disini?? hehehe…

    Oke lah, kita cukupkan saja sampai disini pembukaannya, kan yang penting isinya. Semoga ada posting kedua, ketiga, dan seterusnya. :D

    Selamat memantau dan semoga bermanfaat.. ;)

    *) gambar adalah baja cair di tanur